
Saat
berusia 10 tahun dia banyak mempelajari ilmu agama Islam dan berhasil menghafal Al-Qur'an. Ia dibimbing langsung oleh
Abu Abdullah Natili, dalam mempelajari ilmu logika untuk mempelajari buku Isagoge dan Prophyry, Eucliddan Al-Magest Ptolemus. Kemudian dia juga mendalami
ilmu agama dan Metaphysics Plato dan Arsitoteles.
Suatu
ketika dia mengalami masalah saat belajar ilmu Metaphysics dari Arisstoteles. Empat Puluh
kali dia membacanya sampai hafal setiap kata yang tertulis dalam buku tersebut,
namun dia tidak dapat mengerti artinya. Sampai suatu hari setelah dia membaca Agradhu
kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870 -
950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang benderang,
bagaikan dia mendapat kunci bagi segala ilmuMetaphysics.
Setelah
ia berhasil mendalami serta menguasai ilmu-ilmu alam dan ketuhanan, Ibnu Sina
merasa tertarik untuk mempelajari ilmu kedokteran. Ia berguru untuk mempelajari
ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya. Meskipun secara teori dia belum matang,
tetapi ia banyak melakukan keberhasilan saat mengobati orang-orang sakit.
Setiap kali menghadapi kesulitan, maka ia selalu memohon kepada Allah agar
diberikan petunjuk, maka didalam tidurnya Allah memberikan pemecahan terhadap
kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapinya.
Suatu
ketika saat Amir Nuh Bin Nasr sedang menderita sakit keras. Mendengar tentang
kehebatan yang dimiliki oleh Ibnu Sina, akhirnya dia diminta datang ke Istana
untuk mengobati Amir Nuh Bin Nasr sehingga kesehatannya pulih kembali. Sejak
itu, Ibnu Sina menjadi akrab dengan Amir Nuh Bin Nasr yang memiliki sebuah perpustakaan
besar yang mempunyai koleksi buku yang sangan lengkap di daerah itu. Sehingga
membuat Ibnu Sina mendapat akses untuk mengunjungi perpustakaan istana yang
terlengkap yaitu di daerah Kutub Khana.
Berkat perpustakaan tersebut, Ibnu Sina mendapatkan lebih banyak ilmu pengetahuan untuk bahan-bahan penemuannya. Pada suatu hari, perpustakaan tersebut terbakar dan orang-orang setempat menuduh Ibnu Sina sengaja membakar perpustakaan tersebut, dengan alasan agar orang lain tidak bisa lagi mengambil manfaat dari perpustakaan itu.
Ibnu Sina hidup di zaman keemasan Peradaban Islam. Pada zaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia, India, maupun dari negara-negara lainnya. Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya, hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam.
Pengembangan
ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi.
Pengembangan ilmu pengetahuan di masa ini meliputi matematika, astronomi,
Aljabar, Trigonometri, dan ilmu pengobatan. Pada zaman Dinasti Samayid dibagian
timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian barat Iran dan
Persian memberi suasana yang mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya.
Di zaman Dinasti Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu
pengetahun dunia Islam.
Saat
berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia. Pemerintahan Samanid menuju
keruntuhan. Masalah yang terjadi dalam pemerintahan tersebut akhirnya
membuatnya harus meninggalkan Bukhara. Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal
selama 10 tahun di Gurganj. Kemudia ia pindah dari Gurganj ke Nasa, kemudian
pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-pindah tempat untuk mempelajari ilmu
baru dan mengamalkannya. Sehingga semakin hari ilmu Ibnu Sina bertambah terus.
Shams
al-Ma’äli Qäbtis, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibnu Sina mengharapkan
menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh
pasukannya yang memberontak. Ia sendiri pada saat itu terkena penyakit yang
sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspia, ia bertamu dengan seorang
teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri di mana Ibnu Sina
belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis
untuk orang ini, dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia
tinggal di Hyrcania.
Baca Selanjutnya : Kemampuan dan Karya Ibnu Sina
0 komentar:
Posting Komentar